dalam puisi “Diponegoro” karya Chairil Anwar. 2. Mengungkap makna yang mendalam tentang keterkaitan puisi “DIPONEGORO” dengan sejarah Perang Diponegoro (Java War) tahun 1825-1830.
Kita mengenal karya-karya puisi dari beberapa penyair Indonesia yang telah melegenda Seperti Chairil Anwar, Taufik Ismail, WS. Rendra, H.B Jassin dan lain-lain. Karya sastra puisi ini sudah menggema di tanah air sejak angkatan Pujangga Lama hingga angkatan 1990-an. Karya-karya puisi yang tercipta bukan hanya sekedar baris kalimat tanpa arti.
6. Pembacaan Teks. Mengenai pembacaan teks tertulis “Sajak Putih” karya Chairil Anwar sebagai. sumber data, penulis menggunakan metode heuristik dan hermeneutik. Menurut Pradopo (2000: 268) bahwa pembacaan heuristik yaitu pembacaan menurut system semiotik tingkat pertama, yakni pembacaan menurut konvensi bahasa.
Pemakalah berharap besar dalam adanya analisis struktural-semiotik “Kumpulan sajak Chairil Anwar (Aku ini binatang jalang)” ini mampu menjadi penawar bagi pembaca yang sempat teracuni oleh sajian sastra yang ada, sehingga para penikmat puisi senja ini tidak lagi keracunan terutama dalam memakai karya-karya Chairil Anwar, namun mengerti dan memahami bahwa karya sastra memang tidak ada yang
Tema dan rasa berkaitan erat dengan latar belakang sosial serta psikologi penyair. Misalnya latar belakang pendidikan, jenis kelamin, kelas sosial, agama, usia, dan sebagainya. Struktur batin puisi ini juga berkaitan dengan citraan, imaji, serta makna puisi. Walau begitu, rasa yang dimaksud lebih pada sikap yang diciptakan penyair dalam membuat
Berjalan. menyisir semenanjung, masih pengap harap. sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan. dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap. Berikut makna puisi senja di Pelabuhan kecil karya Chairil Anwar. Ini kali tidak ada yang mencari cinta. di antara gudang, rumah tua, pada cerita. Baca Juga.
qfYQ.
suasana puisi diponegoro karya chairil anwar