Misalnya karya Darmanto Yatman dan Linus Suryadi AG. Dalam karya-karya mereka Semar diperlakukan sebagai simbol “idealisasi”, “harapan ”, dan “impian”, karena Semar (dan semua panakawan) adalah “makhluk ambang” yang memiliki otoritas tinggi dalam hal sindir-menyin-dir. Mereka identik dengan sindiran itu sendiri. Mereka subjek Kemarau merupakan salah satu novel karya A.A. Navis yang yang pertama kali diterbitkan oleh N.V. Nusantara, Bukittinggi pada tahun 1957, cetakan kedua diterbitkan oleh Pustaka Jaya, Jakarta pada tahun 1977, dan cetakan ketiga diterbitkan oleh Grasindo, Jakarta pada tahun 1992. Cerpen “Robohnya Surau Kami”, “Datangnya dan Perginya”, dan Novel Kemarau: Kajian Intertekstual Esai ini hendak mengkaji tiga karya Ali Akbar Navis (selanjutnya disingkat A. A. Navis), yaitu cerpen “Robohnya Surau Kami”, “Data Surau Kami karya A.A. Navis. Cerpen yang merupakan karya pertama A.A. Navis ini juga sekaligus melambungkan namanya sebagai penulis atau sastrawan. Cerpen ini diterbitkan pertama kali pada tahun 1955. Cerpen yang menjadi best seller nasional ini telah dicetak sebanyak tujuh belas kali bersama judul-judul cerpen lain karya A.A. Navis. Situasi ini mengingatkan saya akan pergulatan batin tokoh Iyah dalam novel Kemarau karya AA Navis. Iyah adalah ibu dari Arni, sedangkan Arni adalah istri Masri. Masri memiliki bapak yang telah Buku berjudul Menepis Sunyi Menyibak Batas ini merupakan antologi proses kreatif mereka. Buku yang berisi proses penciptaan karya sastra 35 sastrawan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat untuk dijadikan bagian pembangunan peradaban yang lebih humanis dan inspiratif. Silakan DOWNLOAD. Berlangganan update artikel terbaru via email: xh2CgLA.

novel kemarau karya aa navis